Metode SAW adalah Salah satu
metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dari Fuzzy Multiple
Attribute Decision Making ( FMADM ) adalah metode Simple Additive
Weighting (SAW) yaitu suatu metode yang digunakan untuk mencari
alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu.
Definisi Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga
dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW
adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap
alternatif pada semua atribut (Pahlevy. 2010). Metode ini membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan X ke suatu skala yang
dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut (Kusumadewi, Harjoko, dan Wardoyo. 2006):
Dimana:
rij = rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai (i=,2,…,m) Maxi= nilai maksimum dari setiap baris dan kolom.
Mini= nilai minimum dari setiap baris dan kolom. xij= baris dan kolom dari matriks.
Formula untuk mencari nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai( Kusumadewi, Harjoko, dan Wardoyo.2006):
Dimana:
Vi= Nilai akhir dari alternatif Wi= Bobot yang telah ditentukan
rij= Normalisasi matriks.
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa aternatif Ai lebih terpilih.
Langkah- langkah Metode SAW
- Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan.
- Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
- Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria, kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.
- Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik sebagai solusi (Henry. 2009).
Kelebihan Metode SAW
Kelebihan dari metode simple additive weighting dibanding dengan model
pengambil keputusan lainnya terletak pada kemampuannya untuk melakukan
penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan
bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain itu SAW juga dapat
menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena
adanya proses perangkingan setelah menentukan bobot untuk setiap atribut
(Kusumadewi, Harjoko, dan Wardoyo. 2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar